sickofyourcrap.com – Dalam konteks ekonomi Indonesia, terjadi fenomena yang semakin jelas terlihat yaitu penurunan saldo tabungan masyarakat. Ini terutama terlihat selama periode libur panjang seperti Lebaran, di mana pengeluaran masyarakat cenderung meningkat.
Menurut Poltak Hotradero, Ekonom Senior dan Peneliti, peningkatan pengeluaran ini sering kali dikaitkan dengan pembelian besar seperti mobil, yang biasanya dibiayai melalui pengambilan tabungan atau kredit. “Selama periode libur panjang, seperti Lebaran, terjadi peningkatan uang beredar di masyarakat yang signifikan, yang menyebabkan penurunan saldo tabungan di bank,” jelas Poltak.
Data yang disampaikan menunjukkan tren penurunan rasio tabungan terhadap pendapatan sejak tahun 2019. Pada November 2019, rasio ini berada di angka 19,8%, namun pada Oktober 2023, angka tersebut turun menjadi 15,7%. Meskipun terjadi sedikit kenaikan pada April 2024 menjadi 16,7%, tren secara umum masih menunjukkan penurunan.
Poltak mengemukakan bahwa jika tidak ada perbaikan struktural yang dilakukan oleh pemerintah, fenomena ini dapat berulang dan menghambat pemulihan ekonomi. “Fenomena ini sementara, tetapi jika tidak ditangani dengan perbaikan struktural, akan terjadi secara berulang,” kata Poltak.
Sebagai solusi, Poltak menyarankan agar Indonesia lebih adaptif terhadap keuangan digital. Integrasi keuangan digital yang lebih luas diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi, terutama di daerah-daerah yang masih beroperasi secara tunai. “Adaptasi keuangan digital yang lebih marak bisa mempercepat pemulihan ekonomi, khususnya di daerah cash basis,” tambahnya.
Pada acara Unfiltered Live Bank Saqu di Jakarta, Poltak Hotradero memaparkan bahwa fenomena penurunan saldo tabungan ini merupakan indikator penting yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak, khususnya pemerintah, untuk menerapkan solusi struktural yang berkelanjutan.